Saturday 24 October 2015

Desa Kungkai Menuju Ekonomi Asean

ASEAN Free trade Area (AFTA) yang disepakati oleh negara-negara ASEAN pada pertemuan kepala negara ASEAN atau ASEAN Summit ke-4 tahun 1992 telah mendorong modernisasi politik dan globalisasi3 diantara negara-negera ASEAN dengan persiapan selama jangka waktu 15 tahun. Namun perjanjian ini direvisi pada tahun 2007 dengan masuknya Cina pada tahun 2012 menjadi ASEAN-China Free trade Area (ACFTA) dan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015. Kerjasama ini dilakukan untuk menjadikan kawasan ASEAN menjadi tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global dan menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI) serta meningkatkan perdagangan antar negara-negara ASEAN (intra-ASEAN Trade).[1]
Setelah pembangunan beberapa dekade, tarif rata-rata negara-negara ASEAN telah sangat berkurang. Tingkat tarif nominal rata-rata Indonesia pada tahun 1950-an dan 1960-an adalah setinggi 85% dan turun 17% pada awal 1990-an.  Tingkat tarif dari anggota ASEAN lainnya juga menurun tajam dalam periode waktu yang sama. Pada tahun 1992, negara-negara ASEAN mengadakan perjanjian Common Effective Preferential Tariff (CEPT), dan tarif hambatan dan rintangan non-tarif yang dikurangi untuk sebagian besar selama pembangunan ASEAN Free Trade Area. 
Saat ini, pada dasarnya ada tiga tingkat tingkat tarif di negara-negara ASEAN, yaitu tingkat tarif Singapura dan Brunei sama dengan hampir nol, kemudian Malaysia, Thailand, dan Indonesia serta Filipina yang relatif rendah, kemudian empat anggota baru ASEAN yang masih cukup tinggi.  Proses konstruksi AFTA mensyaratkan bahwa enam anggota lama ASEAN mencapai tarif nol pada tahun 2010 dan anggota baru harus menyelesaikannya pada tahun 2015. Selain itu, pengaturan berbagai fasilitasi dari ASEAN Free Trade Area telah melampaui sektor perdagangan dan memperluas ke sektor-sektor seperti investasi dan industri jasa. Dan liberalisasi dipandang sebagai jalan masuk utama bagi perusahaan lokal untuk dapat semakin berkembang karena adanya pengurangan hambatan-hambatan perdagangan. 
Adanya liberalisasi ini membuat pasar di dalam ASEAN menjadi lebih terbuka. Pada dasarnya liberalisasi ini dilakukan untuk dapat menyatukan arus perdagangan di dalam ASEAN. Namun dalam kenyataannya liberalisasi ini dipersepsikan untuk memperkuat persaingan antara negara di ASEAN. Adanya AEC dan integrasi ekonomi ini mendorong daya saing yang lebih tinggi dan lebih ketat di antara negara-negara di ASEAN.  Negara-negara ASEAN saling berlomba untuk dapat menyaingi satu sama lain. Sehingga negara yang tidak siap akan tertinggal jauh dari negara yang telah siap menghadapi persaingan. Dan tentu saja ini menimbulkan adanya kesenjangan antara negara-negara di ASEAN. Pada dasarnya inti dari proses integrasi adalah sebuah penyatuan, namun, mengingat integrasi di ASEAN menimbulkan persaingan di antara negara ASEAN itu sendiri membuat proses penyatuan ini agaknya akan sedikit sulit untuk dapat terlaksana dengan cepat, mengingat AEC akan sepenuhnya dilaksanakan pada 2015.[2]
Dengan alasan alasan diatas kita perlu menyiapkan diri membentuk lingkungan yang siap bersaing guna membangun karakter pemuda pemudi desa kungkai dengan semangat kerja keras dan penuh daya juang dalam tahap perekonomian yang semakin sulit, kini kami dari penggagas perubahan pemuda pemudi desa kungkai yang berdaya guna dan memanfaatkan iptek dalam penggunaan yang cerdas, kita perlu membuat sebuah media promosi desa dengan tingkat jangkauan global, guna menampung kreativitas kreativitas kita semua yang dapat dijual kelak dikemudian hari, secara kontekstual, ketika orang mengenali kita lewat sebuah kemampuan yang kita miliki, tak sulit kiranya kita bersaing dalam ekonomi asean, marilah kita bersiap untuk mempromosikan Desa Kungkai menuju Ekonomi Asean, mari kita bangun citizen jurnalisme warga kungkai. 
Langkah awal yang kita lakukan cukup dengan mengupload foto yang anda ambil di manapun anda berdiri disetiap sudut desa kungkai,  ingat foto yang diambil adalah foto lingkungan disekitar anda, bukan foto selfie atau foto diri anda di lingkungan itu, kami tetap akan mempertahan hak cipta anda lewat foto tersebut dengan memasukkan nama anda sebagai pemilik ataupun photographer. Dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
  1. Foto harus dengan kualitas medium hingga high, minimal 1200 pixel
  2. Foto adalah foto yang dapat mempromosikan kebudayaan, makanan, wisata, sarana, prasarana, barang antik, batu akik, flora dan fauna yang hidup dilingkungan anda.
Selain melalui fotografi, anda juga dapat menyumbang pikiran melalui tulisan tulisan anda atau karya original anda, baik itu cerita kebudayaan kungkai, cerpen tentang desa, puisi, pantun, ataupun pepatah, nanti kami akan masukkan ke dalam blog kita untuk mempromosikan, bahwa ini lo pemuda pemudi kungkai, bahwa kami adalah generasi pembaruan, kami akan membawa kungkai ke suatu tempat perubahan dengan mendayakan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Sekarang media telah ada, tinggal bagaimana kita bisa mempromosikan bahwa Desa Kungkai bukan sekedar desa penyangga Kota Bangko, bukan sekedar desa penyangga Taman Bumi Geopark Merangin, tapi kita buktikan bahwa desa kungkai akan memanfaatkan keadaan yang strategis itu untuk membangun desa dengan konsep ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Semoga pemuda pemudi kungkai dapat memahami itikad baik dari kami sekumpulan pemuda pemudi kungkai yang ingin melihat Desa Kungkai berada di garda terdepan dalam Ekonomi Asean, dan kita tinggal bilang, siapa takut.
Penulis : FC


[1] Atep AbduRofiq,  Menakar Pengaruh Masyarakat Ekonomi Asean 2015 Terhadap Pembangunan Indonesia, UIN Jakarta, 11 November 2014
[2] Ratna Desi Prihandini, Pengaruh Asean Economic Community Terhadap Strategi Akuisisi Yang Dilakukan Maybank Ke Bii, Universitas Airlangga

0 comments:

Post a Comment